Jumat, 09 November 2012

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI PHANEROGAMAE “PINOPHYTA”



PINOPHYTA
A.    TUJUAN
a.       Untuk menemukan ciri-ciri familia dalam kelas Cycadopsida, Gnetopsida dan Coniferopsida.
b.      Mengklasifikasikan masing-masing spesimen berdasarkan karakteristiknya.

B.     DASAR TEORI
Gymnospermae adalah tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji. Gymnospermae berbeda dengan tumbuhan berbunga (Angiospermae) karena bakal biji pada tumbuhan Gymnospermae telanjang, tidak tertutup oleh daun buah (Carpel). Bakal biji Gymnospermae terdapat pada daun yang termodifikasi atau pada ujung-ujung daun tertentu. Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk kerucut (Strobilus).
Tumbuhan ini memiliki habitus semak, perdu atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang. Batangnya tumbuhan agak tepat lurus dan tidak  bercabang.
Gymnospermae ini tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk stobilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami. Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Gymnospermae dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai divisi tersendiri, yaitu :
a.       Cycadophyta (sebagai kelas berakhiran –psida, sehingga menjadi cycadopsida)
Cycadophyta adalah kelompok tumbuhan yang anggotanya berbeda satu sama lainnya. Salah atu contohnya adalah Cycas yang tubuhnya menyerupai tanaman palem. Sebagian besar dari kelompok ini hidup di daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophyta adalah tanaman yang berukuran besar, beberapa jenis dapat mencapai tinggi sampai 18 meter atau lebih. Batangnya tertutup oleh dasar dari daun yang gugur. Daun Cycadophyta yang fungsional mengelompok berupa roset yang ada di ujung batang sehingga menyerupai tanaman palem. Struktur reproduksinya berupa daun-daun mereduksi yang mendukung sporangia dan mengelompok pada suatu aksis membentuk struktur seperti kerucut. Strobilus jantan dan betina berada pada tanaman yang berbeda sehingga penyerbukannya angin.
b.      Pinophyta (pinopsida)
c.       Gnetophyta (gnetopsida)
Divisi ini meliputi 3 genera yaitu Gnetum, Epedhra, Welwitschia. Gnetum mempunyai 30 jenis meliputi tumbuhan yang berupa pohon €dan merambat dengan daun yang tebal dan besar seperti kulit, menyerupai daun tumbuhan dikotil. Tumbuh di daerah tropis. Ephedra meliputi 35 jenis, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan daun kecil seperti sisik dan batang bersambungan satu sama lainnya. Tumbuh didaerah kering atau gurun. Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh paling aneh. Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir. Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita. Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di bagian tepi cakram. Banyak ditemukan di gurun. Anggota Gnetophyta mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya antara strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum dan Welwitschia. (Sudarsono,2005 )
d.      Ginkgophyta (ginkgopsida)
Salah satu anggotanya adalah Ginkgo biloba, tanaman ini mudah dikenali karena bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang daunnya yang bercabang menggarpu. Tingginya dapat mencapi 30 meter atau lebih, tanaman ini bersifat desiduos, daunnya berubahmenjadi berwarna keemasan sebelum gugur. Gynkgophyta mempunyai ovulum dan mikrosporangia yang terdapat pada individu yang berlainan. Ovulumnyaberpasangan pada ujung cabang pendek dan ketika masak menghasilkan biji yang berdaging.
Gymnospermae merupakan kelompok tumbuhan kurba yang diperkirakan muncul pertamakali pada zaman kreta atau jura, dan mengalami kelimpahan pada zaman paleozoic dan mesozoic. Dari semua sisa yang masih hidup, kurang lebih tujuh ratus spesies merupakan tumbuhan berkayu. Komponen utama xilem pada sebagian besar anggota gymnospermae adalah trakeid sebagai penyalur air dan struktur penunjang. Pembuluh kayu pada pertumbuhan skunder hanya ditemukan pada anggota orde gnetles.
Keprimitifan/kemajuan suatu takson dalam Pinophyta ditentukan oleh kemajuan /keprimitifan cirri yang dimilikinya. Pola percabangan yang monopodial lebih primitive daripada pola percabangan simpodial. Letak strobilus yang aksilaris menunjukkan cirri lebih primitive dibanding dengan jumlah yang sedikit. Pertulangan daun yang belum berpola lebih primitive daripada yang sudah berpola. Begitu juga keadaan daun muda yang menggulung menunjukkan cirri primitive.

C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Cycas rumphii
2.      Gnetum gnemon
3.      Pinus merkusii

D.    CARA KERJA
1.      Mengambil spesimen tumbuhan kemudian mengamati secara  bergantian untuk setiap karaktristik.
2.      Mengambul habitusnya dan percabangan batang dan bentuk tajuk.
3.      Mengamati daun yang mencakup jenis daun, pertulangan daun dan duduk daun.
4.      Mengamati secara rinci struktur alat perkembangbiakannya, membedakan antara strobilus jantan dan betina. Dan juga memperhatikan apakah strobilus berada pada satu tanaman atau berbeda tanaman.
5.      Memperhatikan habitus dan alat perkembangbiakan gnetum gnemon yang berupa krucut jantan maupun betina tersusun dalam bentuk kulit. Kemudian mengamati krucut jantan, dimana letak benang sarinya dan menunjukan pada krucut perianthium betinanya.kemudian mengamati ciri-ciri spesifik gnetum.
6.      Menggambar dan mengklasifikasikan masing-masing spesimen.

E.     PEMBAHASAN
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Pinophyta
Kelas               : Gnetopsida
Ordo                : Gnetales
Famili              : Gnetaceae
Genus              :Gnetum
Spesies             : Gnetum gnemon
                        Gnetum gnemon merupakan contoh tumbuhan dari kelas Gnetopsida. Dan merupakan habitus pohon dengan batang berkayu. Untuk pola percabangan pada Gnetum gnemon adalah monopodial, jadi batang pokok Gnetum gnemon terlihat tampak jelas karena batang tersebut memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Bentuk batang Gnetum gnemon ini adalah bulat. Dari hasil pengamatan, spesies Gnetum gnemon memiliki daun yang lebar pada bagian pangkal daun dan menyempit kebagian ujung dengan ujung tumpul (oval). Daun Gnetum gnemon ini memiliki warna hijau tua dengan permukaan yang licin dan merupakan jenis daun tunggal dengan tepi yang rata atau tidak bergerigi dengan filotaksis daun Saling berhadapan yaitu dua helai daun disetiap ranting. Setiap pasangannya terdiri atas sebuah daun tunggal.
Untuk pertulangan, daun Gnetum gnemon memiliki pertulangan menyirip atau melengkung, dengan ujung tulang daun sekundernya bertemu dengan tulang sekunder sebelahnya sehingga tulang daun terlihat mengelilingi tepi daun. Kondisi seperti ini menguntungkan untuk daun, karena bisa membantu daun lebih tahan terhadap pengrusakan mekanik daun akibat lingkungannya.
Dengan melihat bentuk daun, kita bisa membedakan antara melinjo jantan dengan betina. Pada pohon Melinjo jantan, helaian daun memiliki pangkal daun yang lebih bundar dibandingkan daun pada pohon betinanya. Sedangkan ujung daun pada pohon Melinjo ini adalah hampir meruncing.
Pada penelitian tumbuhan Gnetum gnemon, terlihat adanya butiran-butiran berbentuk bulat lancip berwarna hijau yang disebut strobilus. Strobilus merupakan alat perkembang biakan Gnetum gnemon. Ada strobilus jantan dan ada strobilus betina. Yang membedakan strobilus jantan dan betina adalah strobilus jantan mempunyai ukuran bulir yang bulat tanpa adanya bakal biji, sedangkan strobilus betina memiliki bulir yang lebih lancip dan dlengkapi adanya bakal biji.
Gnetum genemon merupakan tumbuhan berumah dua, dimana strobilus jantan dan betina terpisah, hal yang demikian ditandai oleh dua buah tipe bunga yang berbeda, yaitu Pentil pada tumbuhan jantan dan Kroto pada tumbuhan betinanya, dimana ukuran bilur pada bunga jantan lebih kecil dibandingkan bunga betinanya. Bunga betina tumbuh sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya. 
Selain itu, pada Gnetum gnemon terdapat butiran berwarna merah dan itu merupakan buahnya. Bentuk buah seperti biji rambutan, dalam perkembangannya buah ini mula-mula berwarna hijau, kemudian kuning, kemudian berubah menjadi merah. dan setiap buah dilapisi oleh kulit. Biji ini merupakan bakal tumbuhan baru, biji itu jatuh dari pohon, kemudian perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah.
Gnetum gnemon mempunyai banyak manfaat untuk manusia. Seperti manfaat dari daun melinjo mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi setara dengan vitamin C dan bisa meningkatkan daya tahan tubuh.  Begitupun dengan bagian biji melinjo. Jadi protein utama daun melinjo bisa mengusir radikal bebas, pemicu kanker dan mempercepat penuaan. Kemudian melinjo juga berperan sebagai anti mikroba alami. Yang artinya bahwa kandungan protein melinjo bisa digunakan sebagai pengawet makanan alami.  Selain itu, biji dari melinjo dapat dijadikan camilan atau bisa dimakan langsung. Namun bagi orang yang memiliki riwayat penyakit asam urat, sebaiknya jangan terlalu banyak mengonsumsi melinjo.
 










                       Cycas rumphii.
            Kingdom         : Plantae
            Divisio             : Spermatophyta
            Sub divisio      : Gynospermae
            Class                : Cycadinae
            Ordo                : Cycadales
            Famili              : Cycadaceae
            Genus              : Cycas
            Spesies            : Cycas rumphii
Cycas rumphii atau yang lebih sering dikenal dengan pakis haji merupakan tumbuhan biji terbuka karena bijinya berada di luar. Pakis haji memiliki bentuk seperti pohon kelapa namun tidak tinggi. Jenis tanaman ini bisa dijumpai didaerah tropis dan subtropics. Cycas rumphii merupakan habitus dari pohon namun sering dkatakan sebagai tumbuhan mirip palem,karena susunan dari anak daun antara palem dengan pakis mempunyai kemiripan yaitu tersusun berpasangan.
Pada Cycas rumphii terdapat daun dengan filoktasis daun opsita atau berhadapan. Artinya pada spesies Cycas rumhpii pada satu nodus terdapat dua buah daun masing-masing pada satu sisi. Untuk pertulangan daun sejajar dan memiliki bentuk seperti pedang atau ensiformis dengan urat daun tengah yang menebal. Tepi daun dari Cycas rumphii entire atau rata dan ujung daun ini akutus atau lancip. Daun Cycas rumphii ini meruakan jenis daun tunggal.
Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga pada satu pohon hanya terdapat satu strobilus jantan saja atau strobilus betina saja, dengan letak strobilus jantan diterminal sedangkan strobilus betina terletak dibagian sela-sela ketiak atau aksilar. Dilihat dari ukuran ciri strobilus betina jauh lebih besar dibandingkan strobilus jantan. Strobilus jantan merupakan kumpulan kantung-kantung sari yang berisi serbuk sari yang mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral. Mikrosporofil yang menghasilkan Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang atau terminal. Sedangkan strobilus betina mengandung yang mirip daun dengan adanya biji pada bagian samping yang berisi sel telur dan terletak di sela ketiak atau aksilar. Dengan jumlah mikrosporofil dan makrosporofil sangat banyak.
Distribusi seksual jenis tumbuhan ini adalah anemogami. Jadi penyerbuan yang terjadi pada pakis adalah dengan bantuan angin, butir serbuk sariyang amat ringan terbawa oleh angin  dan jatuh pada jung putik

Pinus merkusii
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Pinophyta
Class                : Coniferopsida
Ordo                : Coniferales
Familia            : Pinaceae
Genus              : Pinus
Spesies            : Pinus mercusii
Pinus mercusii merupakan termasuk ke dalam kelas Coniferopsida dan familia Pinaceae.
Dari hasil pengamatan, pinus memiliki bagian batang berkayu, dari sini bisa disimpulkan bahwa habitus pinus adalah pohon dengan pola percabangan monopodial, jadi batang pokok terlihat tampak jelas karena batang tersebut memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Pinus memeiliki penampang berbentuk bulat. Filotaksis berberkas atau fascicied.
Pinus memiliki bentuk daun seperti jarum yang panjang dengan duduk daun tersebar dan berberkas sehingga jika dipegang terasa kasar dengan duduk daun tersebar.  Tepi daunnya sendiri tidak begerigi rata atau entire-tunggal. Pinus memiliki pertulangan daun sejajar, namun tidak terlihat jelas saja karena bentuk daunnya yang terlalu kecil.
Pinus merupakan tumbuhan berumah satu (monocieous) yang artinya alat kelaminnya dalam satu tumbuhan. Alat kelaminnya berupa strobilus, ada strobilis jantan dan strobilus betina. Bentuk strobilus pinus seperti kerucut. Untuk strobilus jantan memiliki bentuk lebih memanjang dengan warna kuning sedangkan betina seperti kerucut membulat dan berwarna cokelat dengan kondisi sudah merekah. Strobilus jantan letaknya di terminal dan beetinanya letaknya aksilaris dan untuk membedakan mana jantan betina. Biasanya strobilus betina lebih besar daripada yang jantannya. Selain itu biasanya strobilus jantan tumbuh pada cabang yang lebih rendah daripada cabang strobilus betina. Memiliki jumlah makrofil dan mikrofilnya banyak dengan posisi yang tersebar. Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin (anemogami).

F.     KESIMPULAN
Ø  Tumbuhan Pinophyta terdiri dari  kelas, yaitu Coniferofsida, Pinopsida, Cycadopsida
Ø  Melinjo merupakan tumbuhan jenis berumah satu atau monocieus. Karena dalam satu tumbuhan terdapat kelamin jantan dan betina.
Ø  Melinjo termasuk pada kelas Gnetalopsida
Ø  Cycas rumpii dikenal dengan tumbuhan yang mirip dengan palem atau kelapa sawit dan secara morfologi mirip dengan tumbuhan paku.
Ø  Batang pohon Cycas rumpii kasar dan bersisik dengan bentuk daun seperti pedang
Ø  Cycas rumphii termasuk tumbuhan diecieus karena dalam satu tumbuhan hanya terdapat satu jenis kelamin
Ø  Pinus merkusii memiliki bentuk daun seperti jarum
Ø  Ketiga tumbuhan diatas melakukan penyerbukan dengan cara anemogami.

























LAMPIRAN




           
Pakis haji (strobilus betina)                                                                             Melinjo
 





                                   
            Biji melinjo

 

           




Pinus





G.    DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM Press. Malang.Anonim. 2009.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press; Yogyakarta.
Campbell, Reece, Mitchell. Biology. Fifth ed. Menlo Park, California: Benjamin Cummings. 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar