Jumat, 09 November 2012

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI PHANEROGAMAE “ROSIIDAE”




ROSIIDAE
A.    Tujuan Praktikum
1.      Mengenal, mengamati dan memahami ciri-ciri tumbuhan Magnoliopsida dari kelas Caryophyllidae dan Dilleniidae
2.      Mengklasifikasikan masing-masing spesimen berdasarkan karakteristiknya
B.     Dasar Teori.
Subkelas Rosidae terdiri atas 18 ordo, 114 familia dan anggotanya sekitar 58.000 spesies. Subkelas ini termasuk subkelas terbesar dari angiospermae dalam hal jumlah familia dan jumlah spesiesnya. Ke 18 ordo tersebut adalah Rosales, Fabales, Proteales, Podostemales, Haloragales, Myrtales, Rhizophotales, Cornales, Santanales, Rafflesiales, Cetastrales, Euphorniales, Rhamnales, Linales, Polygalales, Sapindales, Geraniales., dan Apiales. Dari ke 18 ordo ini yang termasuk ordo yang mempunyai anggota yang besar ada 5 ordo yaitu Fabales (14.000 spesies), Myrtales (9.000 spesies), Euphorbiales (7.600 spesies), Rosales (6.000 spesies), dan Sapindales (5.400 spesies).
Yang akan kita bahas dalam kegiatan praktikum ini adalah ordo Rutales (jeruk nipis), Fabales (Putri Malu dan kembang merak), Euphorbiales (Katuk dn Jarak) dan Ordo Rosales (bunga mawar/Ros)
1.      Familia Euphorbiaceae
Tumbuhan berupa herba, semak, pohon, seringkali bergetah. Daun umumnya tunggal, letaknya berseling. Bunga biasanya kecil, bersimetri banyak, uniseksual, seringkali monoecius, yang tersusun sebagai bunga majemuk. Periantium kelipatan 5 dalam satu atau dua seri, atau dapat juga mereduksi. Stamen satu sampai banyak. Ovarium berlokuli 3, ovula satu atau dua dalam tiap lokulus, dengan posisi menggantung (pendulus) dan menunduk (anatropus), milkropil biasanya tertutup oleh karunkula, stilus berjumlah 3 masing-masing terdiri dari dua lobi. Buah bervariasi ummumnya menjadi desihen atau sizokarp (terdiri dari 3 loksi) dengan 3 atau 6 biji yang memiliki endosperma. Contoh : Acalypha wilkensiana, Euphorbia pulcherima, Saurupus androgymus, Ricinus communis.
2.      Familia Rosaceae
            Tumbuhan berupa semak jarang berupa herba. Daun tunggal, majemuk, berseling dan stipula. Bunga seringkali biseksual, bersimetri banyak dan periginius. Kalliks berbentuk tabung berlobi 5, petal 5 buah dan petal tampak menonjol dan berukuran besar. Benang sari banyak melengkung ke dalam pada waktu kuncup. Ovarium berkarpel satu atau banyak, ovula bebas, konatus atau adnatus pada dasar bunga, ovula umumnya dua pada tiap ovarium, satu stilus atau lebih. Buah berupa drupa, pome, atau aksene. Biji dengan eendosperma sedikit atu tanpa endosperma. Contohnya : Rosa hybrida, Pyrus molus, Rosa rosaefolius
3.      Familia Rutaceae
 Berupa pohon atau semak, pada daunnya bersisik dan transparan yang berisi minyak.. bunga dan daun beraroma keras. Daun berhadapan atau berseling, seringkali majemuk. Bunga biasabya biseksual, bersimetri banyak,. Sepal dan tepal masing masing berjumlah 4 buah dan 5 buah, bebas dan konatus, dengan dua sampai banyak ovula, stilus bebes atau konatus. Buah berupa beri kapsul atau Sizokarp. Biji dapat mengandung endosperma. Contoh : Citrus grandis, Citrus aurantifolia, Murraya paniculata

C.    Alat dan Bahan
1.      Alat:
·         Luv
2.      Bahan:
·         Rosa hybrida (ros, mawar).
·         Caesalpinia pulcherimma (kembang merak)
·         Mimosa pudica (sikejut/ putri malu)
·         Jatropha curcas (jarak pagar)
·         Sauropus andariogynus (katuk)
·         Citrus aurantifolia (jeruk purut)

D.    Prosedur Kerja
1.      Mengamati bagian batang, daun dan bunga dari masing-masing spesimen
2.      Menggambar morfologi dan menuliskan keterangan bagian-bagiannya
3.      Mengklasifikasikan masing-masing spesimen berdasarkan spesifiknya.
E.     Hasil Pengamatan




F.     Pembahasan
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub kelas         : Rosiidae
Ordo                : Rosales
Famili              : Rosaceae
Genus              : Rosa
Spesies            : Rosa alba
Untuk spesimen pertama yaitu Rosa alba, tumbhan ini memiliki habitus berupa perdu, dengan percabangan simpodial, dan bentuk segi penampangnya bulat berduri.
Pada morfologi daun Rosa alba, Rosa alba memiliki daun dengan jenis daun majemuk (folium compositum), dengan filotaksis tersebar (Folia sparsa). Rosa alba memiliki daun dengan bentuk daun bulat telur lonjong (Ovatus oblongus), dengan pertulangan daun menyirip (peninervis). Tepi daun Rosa alba (krenatus) beringgit yaitu torehan tajam sedangkan tonjolan tumpul, dengan pangkal daun rotundatus. Dan untuk ujung daun bunga ini adalah lancip (akutus).
Morfologi bunga pada Rosa alba memiliki satu bunga yang terletak terminalis atau terletak pada ujung batang. Karangan bunga atau perbungaan Rosa alba adalah  rasemosa berssimetri aktimorf.. Rosa alba Memiliki mahkota (corolla) sebanyak 19 buah berwarna putih dengan susunannya yang saling menumpuk. Dan Rosa alba memiliki kelopak (calix) dengan jumlah 5 buah dengan susunan terpisah satu sama lainnya atau bisa di bilang seperti bintang dan memiliki warna hijau. Untuk alat reproduksinya Rosa alba meiliki benang sari dan putik dengan jumlah yang  banyak pada satu tumbuhan sehingga bisa disebut dioesius atau berumah dua. Yang menjadi bagian tambahan pada tumbuhan ini adalah adanya imergen (duri).


Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              : Caesalpiniceae
Genus              :
Caesalpinia
Spesies            : Caesalpinia pulcherrima
Kemudian pada Habitus pada morfologi Caesalpinia pulcherrima, Caesalpinia pulcherrima merupakan tumbuhan dengan habitus perdu, jadi tumbuhan ini memiliki kayu namun ketinggiannya terbatas. Caesalpinia pulcherrima memiliki percabangan simpodial. Bentuk batang Caesalpinia pulcherrima yaitu bulat (silindris) dengan segi penampang silindris pula.
Caesalpinia pulcherrima memiliki daun daun majemuk menyirip tnggal (pinnate) dengan letak filotaksisnya berhadapan (oposita). Caesalpinia pulcherrima memiliki daun dengan bentuk daun bulat telur terbalik (obovatus). Daun Caesalpinia pulcherrima memiliki pertulangan daun menyirip (pinnate) yaitu berbentuk seperti bulu burung dengan satu urat daun tengah yang bercabang-cabang menjadi urat-urat daun lateral pada berbagai ketinggian. Tepi daunnya rata (entire), dengan ujung daun retusus dengan pangkal daun membulat (rotundatus).
Caesalpinia pulcherrima memiliki bunga pada bagian majemuk bunga majemuk adalah bunga yang berkumpul dan membentuk suatu rangkaian. (Gembong tjitrosoepomo, 1985. Hal 126). Bunga pada Caesalpinia pulcherrima memiliki simetri bunga yang zygomorf. Zygomorf adalah bunga yang tidak memiliki sumbu simetris. Letak bunganya adalah pada ujung batang atau flos terminalis. Flos terminalis adalah bunga yang terdapat pada ujung batang tumbuhan. (Gembong tjitrosoepomo, 1985. Hal 124)
. Terdapat perhiasan bunga yaitu memiliki mahkota (corolla) lima buah dan kelopak (calix) juga sebanyak lima buah berwarna orange. Banyak terdapat Stamen pada bunga ini, yaitu ada 10 benang sari sembilan buah bersatu, dan satu buah lepas atau diadelpus, yaitu bersatu dalam dua ikatan yang jumlahnya tidak sebanding. Bunga ini memiliki putik satu buah. Dan distribusi seks pada tumbuhan ini yaitu dengan cara monoesius, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu, pada perbungaan yang sama atau tidak. (Gembong Tjitrosoepomo. 1985)
 







Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub-kelas         : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Familia            : Rutaceae
Genus              : Citrus
Spesies            : Citrus aurantifoliav

Citrus merupakan tumbuhan yang memiliki habitus berupa perdu, yaitu berupa tumbuhan berkayu, tidak pernah tinggi, tidak mempunyai pokok batang utama, tetapi mempunyai beberapa batang yang kurang lebih sama besar yang berasal dari percabangan dekat ke tanah. Percabangan Citrus aurantifoliav adalah simpodial dan memiliki bentuk penampang bulat. Bata batang jeruk banyak ditumbuhi duri yang cukup besar.
Tumbuhan ini memiliki daun tunggal dengan letak daunnya tersebar (folia sparsa), yaitu daun-daun pada masing-masing nodus tersusun dalam suatu spiral. Daun jeruk ini memiliki bentuk daun bulat telur melebar (brodly ovate), dengan pertulangan menyirip (peninervis), tepi daun rata (entire), ujung daunnya retusos, dan pangkal daunnya petiolatus.




Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub kelas         : Rosiidae
Ordo                : Fabales
Family             : Mimosaceae
Genus              : Mimosa
Spesies            : Mimosa pudica

Putri malu ini termasuk ke dalam ordo fabales,
Mimosa pudica merupakan tumbuhan yang memiliki habitus beurpa semak, merupakan perdu kecil berkayu dan bercabang. Percabangannya simpodial dengan bentuk segi penampang batangnya bulat dan berduri. (Undang Dasuki. 1990. 4)
Mimosa pudica memiliki jenis daun majemuk menyirip ganda (bipinatus), Filotaksis tersebar atau folia sparsa, yaitu daun-daun pada masing-masing nodus tersusun dalam suatu spiral, dengan bentuk daun lanset, memiliki pertulangan daun meyirip (Penninervis) dan tepi daunnya entire atau rata, ujung daun membulat dan runcing daun membulat. (Gembong Tjitrosoepomo. 1985)
Daun putri malu ini memiliki keunikan,yaitu apabila daunnya disentuh maka dia akan segera menutup. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan.
Mimosa pudica memiliki bunga dengan mahkota (corolla) kecil yang bertajuk empat, dan memiliki calix yang sangat kecil. Bunga Mimosa pudica melekat pada bongkol. Pada bunga ini terdapat benang sari yang  terletak di terminal, berwarna ungu dengan jumlahnya banyak, sementara kepala putiknya di bawah. Adapun distribusi seks pada tumbuhan ini yaitu dengan anemogami, penyerbukan dengan bantuan angin. (Undang Dasuki. 1990)

Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              :
Euphorbiaceae
Genus              : Sauropus
Spesies            : Sauropus androgynus
Sauropus androgynus atau katuk merupakan tumbuhan dengan habitus berupa perdu, memiliki kayu namun tidak pernah tinggi, tidak mempunyai pokok batang utama. Sauropus androgynus memiliki percabangan simpodial, yaitu kuncup terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan, yang sudah tentu setelah berbungan akan mati, dan memiliki segi penampang bulat atau silindris.
Sauropus androgynus  memiliki daun majemuk pinatus paripinatus, jadi daun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai. (Gembong tjitrosoepomo, 1985. Hal 59). Dan letak filotaksis tersebar. Sauropus androgynus  memiliki bentuk daun dengan bentuk  daun bulat telur (ovatus), dengan pertulangan daun menyirip (penninervis), dan tepi daunnya rata (entire).
Untuk morfologi bunga, katuk memiliki bunga majemuk, bunga majemuk adalah bunga yang berkumpul dan membentuk suatu rangkaian. (Gembong tjitrosoepomo, 1985. Hal 126) dengan corolla  terletak aksial, banyak berwarna merah, dan calixnya ada lima buah berwarna hijau. Terdapat banyak stamen yang berwarna kuning, pistilumnya juga banyak dan berwarna merah. Adapun distribusi seks pada tumbuhan ini yaitu monoesius, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu, pada perbungaan yang sama atau tidak.
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              :
Euphorbiaceae
Genus              :
Jatropha
Spesies            : Jatropha curcas L.

Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual). Jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tubuhan ini memiliki habitus perdu dengan Letak percabangan dari spesies ini adalah simpodial.  Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun. Batang pada jarak memiliki bentuk bulat.
Sedangkan daunnya, jarak memiliki daun dengan jenis daun tunggal dan tumbuh berseling atau letaknya tersebar (folia parsa). Daun pada jarak berbentuk bulat (Orbicularis) dan ujungnya sedikit runcing (akuminatus). (Undang Dasuki. 1992). Daun jarak memiliki  warna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah. Pertulangan daunnya sendiri, daun jarak memilki pertulangan dun menjari (renivermis). Dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan, dengan tepi daun bercangap menjari (palmatifidus). Untuk tepi daunnya berlekuk menjari (Palmatilabus) dengan pangkal daunnya kordatus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar